Di Bali sebentar lagi, tepatnya dua hari lagi di tanggal 17
December akan merayakan hari raya Galungan. Makna dari upacara tersebut adalah
sebuah bakti akan kemenangan Dharma melawan Adharma lewat upacara dan
persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Para sahabat di Bali yg merayakan sudah sangat di sibukan
oleh upacara tersebut sebelum dan sesudahnya, hendaknya kita berpikir apakah
upacara tersebut sudah di maknai dengan dengan baik secara kekinian? Dan
juga timbul pertanyaan apakah upacara tersebut bisa mendamaikan dan bahkan
menyembuhkan Jiwa ? Guru di aliran yang
saya tekuni lewat pemaparan yg Beliau tuliskan menjelaskan :
Di Jepang sana ada upacara indah seni
meminum teh. Langkah pertama dalam upacara ini adalah mengosongkan cangkir.
Maknanya, kosongkan dulu cangkir pikiran dari masa lalu dan masa depan,
kemudian seseorang bisa menuangkan teh kekinian. Sahabat-sahabat yang meditasinya mendalam mengerti, pikiran yang belum disentuh
meditasi penuh dengan masa lalu dan masa depan. Masa lalu mengejar lengkap
dengan memori buruk serta rasa bersalah. Masa depan memenuhi cangkir pikiran
dengan ketakutan dan kecemasan. Khususnya ketakutan akan kematian. Sebagai akibatnya, cangkir pikiran
tidak pernah bisa diisi oleh hadiah kehidupan bernama masa kini. Sebagaimana
dikenal luas di dunia meditasi, masa lalu sudah lewat, masa depan belum datang.
Satu-satunya hadiah kehidupan bernama saat ini. Itu sebabnya dalam bahasa
Inggris saat ini disebut the present (hadiah).
Juga Guru menjelaskan bahwa , Keadaan
batin yang istirahat sempurna di saat ini kemudian menjadi rahim bagi lahirnya
bayi bernama pengetahuan diri yang sejati. Begitu pengetahuan akan diri sejati
lahir, maka setiap langkah kehidupan diterangi oleh cahaya. Cahaya ini yang
membuat semua kegelapan kebodohan dan ketidaktahuan lenyap menghilang.
Kembali kepada Upacara Galungan, satu
hari sebelum Hari Galungan masyarakat memotong babi. Simbol di balik memotong
babi sederhana, memotong kebodohan dan ketidaktahuan. Babi bisa dipotong dengan pisau, tapi
kebodohan dan ketidaktahuan hanya bisa dipotong oleh kedalaman konsentrasi
(samadhi). Di tingkat kesempurnaan, konsentrasi berarti menerima, mendekap,
tersenyum pada setiap berkah kekinian. Terutama karena semua putaran kehidupan
adalah senyuman kesempurnaan yang sama. Begitu seseorang bisa mendekap setiap
berkah kekinian secara sempurna, di sana jiwa bisa mengalami kedamaian.
Guru menekankan bahwa upacara tentu
saja membawa kemungkinan kesembuhan jiwa. Cuman, ia hanya menyembuhkan kalau
manusia memaknakan upacara secara dalam. Di tingkat yang terdalam, upacara
adalah ekspresi cinta yang tidak bersyarat.
Semoga di Hari Galungan dan Kuningan
semua mahluk hidup berbahagia selalu, dan bisa membagikan cinta kasih kepada sesama
tanpa syarat apapun sebagai wujud Bakti dalam memaknai upacara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar